Resensi Novel The Game Of Two Quests : Sherlock Holmes VS Arsene Lupin
Thread kali ini akan membahas novel yang satu bulan lalu sempet booming di Toko buku. Novelnya itu berjudul The Game Of Two Quests : Sherlock Holmes VS Arsene Lupin dan karena tertarik (walaupun sebenarnya gak suka baca novel hehe) akhirnya gua beli bukunya. Bagi sebagian masyarakat, pastinya sangat familiar dengan nama tokoh fiksi bernama Sherlock Holmes yang dibuat oleh Sir Arthur Conan Doyle.
Tokoh Detektif asal Inggris ini sangat terkenal di Indonesia
bahkan luar negeri. Hal ini terbukti dengan penjualan novelnya yang
laris di Pasaran, bahkan filmnya Sherlock Holmes : A Game Of Shadows berhasil masuk Box Office di Amerika Serikat. Namun, bagaimana dengan tokoh Arsene Lupin?
Arsene Lupin sendiri merupakan tokoh fiksi asal Prancis
yang dibuat oleh Maurice Leblanc. Berbeda dari Sherlock Holmes yang
berperan sebagai "pembela kebenaran", tokoh asal prancis ini menyandang
sebuah pekerjaan yang selalu dinilai buruk oleh masyarakat yaitu
Pencuri. Namun, novel Arsene Lupin ini malah sangat sukses di Prancis
bahkan tokoh tersebut dianggap maskot masyarakat Prancis (kehebatan dua
tokoh tersebut akan gua bahas di thred selanjutnya,, yaa ditunggu aja
hehe).
Kesuksesan dua novel tersebut membuat para pengarangnya (Sir Arthur Conan Doyle dan Maurice Leblanc) berusaha membuat jalan cerita yang semenarik mungkin. Hal yang bisa pembaca dapatkan di novel ini (The Game Of Two Quests : Sherlock Holmes VS Arsene Lupin), di
mana Maurice Leblanc memasukan dua tokoh yang bertentangan (satu
detektif dan satunya lagi pencuri) dalam satu cerita. Tentulah
kawan-kawan tidak akan menyesal kalau membeli atau membaca novel ini.
Karena itulah gua akan membahas dalam resensi buku kali ini,, yaa semoga
bermamfaat
Ok kita ke TKP
The Game Of Two Quests : Sherlock Holmes VS Arsene Lupin
Cerita ini dimulai saat Arsene Lupin melakukan pencurian terhadap seorang profesor bernama M. Gerbois. Tokoh pencuri ini seperti biasanya, mampu melakukan pencurian yaitu Meja tua tanpa meninggalkan jejak. Namun, hal yang menimbulkan konflik adalah isi di dalam meja tua tersebut karena terdapat tiket lotre bernilai satu juta France. Hal inilah yang membuat M. Gerbois mengajukan tuntutan terhadap Arsene Lupin ke Pengadilan. Namun, kemampuan Arsene Lupin untuk
berektorika membuat M. Gerbois tidak berhasil membuktikan pendapatnya. Namun yang menjadi menarik adalah peran polisi yang sepertinya tidak mampu menandingi kejeniusan seorang Arsene Lupin. Salah satu contohnya adalah ketidakmampuan polisi untuk menemukan bukti penculikan gadis bernama Suzanne Gerbois (anak M. Gerbois).
Salah satu pemerannya adalah
Kepala Inspektur Ganimard yang merupakan musuh abadi Arsene Lupin.
Kepala Inspektur ini tidak mampu meringkus Arsene Lupin di dua kasus
yang dianggapnya berhubungan (Nomor 514, Seri 23 dan Berlian Biru).
Kebanyaakan tuduhan darinya mampu dipatahkan oleh Arsene Lupin dengan
memakai rektorika, hal yang membuat Kepala Inspektur ini terlihat
bodoh didepan pemimpinnya. Keadaan inilah yang membuat bangsawan
bernama M. dan Mme. de Crozon (pemilik berlian biru) memanggil detektif
asal inggris yaitu Sherlock Holmes.
Kasus berlian biru sendiri
melibatkan banyak orang-orang penting yaitu para Bangsawan, Broker
Saham, Artis, dua Orang Menteri dan Raja yang diasingkan. Hal ini yang
membuat kasus ini menjadi besar dan memunculkan hipotesis/dugaan yang kadang tidak terarah. Salah satunya berasal dari Kepala Inspektur yang memberikan hipotesis mengarah
kepada Arsene Lupin. Sayangnya, pembuktiaan atas dugaan tersebut tidak
pernah benar malah dirinya dipusingkan dengan persepinya sendiri. Hal
inilah yang membuat M. dan Mme. de Crozon akhirnya memanggil Sherlock Holmes untuk menangani kasus tersebut.
Pertemuan Antara Arsene Lupin dan Sherlock Holmes pun terjadi
disebuah restoran kecil di dekat stasiun. Hal yang menarik adalah
kemampuan hipotesis seorang Sherlock Holmes untuk mengenali
penyamaran Arsene Lupin. Keadaan tersebut membuat kedua tokoh yang
bersebrangan ini melakukan pembicaraan yang serius. Mereka berdua
melakukan pembicaraan tentang kasus yang terjadi dan saling adu argumen.
Setelah pembicaraan selesai mereka pun mendeklarasikan pertempuran
tetapi hal ini dikarenakan sebuah takdir bukan sebuah rasa permusuhan.
Kehebatan dua Maestro langsung terlihat setelah pertemuan fenomenal
tersebut. Kemampuan analisa Sherlock holmes akhirnya mampu menjerat
Arsene Lupin dan menangkapnya. Sayangnya, Lupin pun menggunakan
kemampuannya dan keahliannya untuk melepaskan diri. Hal ini terus
terjadi hingga akhir novel yang membuktikan kemampuan dua orang ini.
Jadi, bagaimana akhir cerita dari pertempuran antara seorang detektif
handal dan seorang pencuri ulung? ya, siapakah yang akan keluar menjadi
pemenangnya?
Novel pertempuran
antara Sherlock Holmes dan Arsene Lupin ini memang menjadi karya
fenomenal Maurice Leblanc. Bahkan karyanya ini menjadi salah satu Fan Fiction dari
novel bertema Holmes walaupun pihak Conan Doyle pernah melakukan
gugatan atas karya tersebut. Pertarungan antara Sherlock Holmes dan
Arsene Lupin memang menjadi sebuah karya fenomenal. Sebuah pertempuran
dua tokoh fiksi yang berseberangan karena sebuah takdir dan peran yang
mereka dapatkan. yaa,, Antara DETEKTIF dan PENCURI....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar